Old ScHool in Love
BK Sekolah Komprehensif
Share17 Minggu, 14 Januari 2012 Kegiatan, Konseling, Lain-lain
Melalui pemahaman dan penguasaan yang mendalam tentang asumsi
pokok program BK yang bersifat komprehensif dan penjabaran dalam
komponen-komponen program, maka konselor diharapkan dapat menyusun dan
mengembangkan rencana aksi layanan BK dengan tujuan dan target terukur
serta berdasarkan skala prioritas layanan yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang
konselor harus menyadari sepenuhnya bahwa tujuan-tujuan yang akan
ditetapkan dalam perencanaan program BK harus menjadi bagian integral
dari tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di
sekolah secara khusus. Dengan demikian, petugas bimbingan dan konseling
mampu dengan tepat menentukan bagaimana cara yang efektif untuk mencapai
tujuan beserta sarana-sarana yang diperlukannya.
Bimbingan dan Konseling sebagai Sistem dan Subsistem
Berdasarkan asumsi dasar tentang sifat menyeluruh (komprehensif)
program BK, kegiatan BK merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling
bertalian, sambung-menyambung, dan setiap bagian memiliki ikatan
kesatuan dengan bagian yang lain yang berorientasi pada pencapaian
tujuan tertentu. Dengan demikian, kegiatan BK dapat dianggap sebagai
subsistem dalam sistem pendidikan yang menjadi induknya. Rangkaian
kegiatan BK pada akhirnya memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan
rangkaian kegiatan sekolah lainnya.
Sementarai itu, BK sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek utama (Gunawan, 2001), yakni:
- Tujuan yang hendak dicapai sebagai aspek utama yang harus ditentukan terlebih dahulu. Penetapan tujuan akan memudahkan konselor menentukan strategi yang akan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud
- Kegiatan pokok yang menunjang langsung tercapainya tujuan. Bagian-bagian pokok dari suatu sistem dan strategi yang dikembangkan biasanya disebut sebagai penjabaran aktivitas dari suatu strategi yang di dalamnya terdapat aktivitas utama yang hendak dilakukan. Dengan kata lain, tercapainya tujuan hanya mungkin terjadi melalui implementasi kegiatan-kegiatan yang dimaksud. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan sebaiknya dirumuskan secara tepat sasaran dan dengan dampak yang terukur
- Implementasi kegiatan (proses) atau berfungsinya isi dari suatu strategi yang mengarah pada pencapaian tujuan. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan semaksimal mungkin harus diusahakan dapat terlaksana sebaik mungkin.
- Ketiga aspek dari program BK sebagai sistem tersebut saling berkaitan dan satu kesatuan organis yang berproses menuju tujuan layanan ataupun program yang hendak dicapai. Dalam rangka itu, modul materi ini bermuara pada fasilitasi keterampilan praktis bagi konselor tentang prosedur penyusunan program BK yang memperhatikan berbagai asumsi dasar dan komponen layanan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sistematika Penyusunan dan Pengembangan Program BK
Sistematika penyusunan dan pengembangan program BK Sekolah yang
komprehensif pada dasarnya terdiri dari dua langkah besar, yaitu: a)
pemetaan kebutuhan, masalah, dan konteks layanan; dan b) desain program
yang sesuai dengan kebutuhan, masalah, dan konteks layanan. Adapun
penjabaran dari tiap-tiap langkah besar sebagai berikut:
1. Desain Program BK dan Rencana Aksi (Action Plan)
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang
diperlukan Action plan yang akan disusun paling tidak memenuhi unsur
5W+1H (what, why, where, who, when, and how). Dengan demikian, konselor
dan petugas bimbingan perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1)Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik.,2)Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu
tertentu atau terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen
program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan
kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh
konselor. Berikut dikemukakan tabel alokasi waktu, sekedar perkiraan
atau pedoman relatif dalam pengalokasian waktu untuk konselor dalam
pelaksanaan komponen pelayanan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah.,3)Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs
assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan.
Rencana kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan
untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program
Tahunan dan Program semester.,4)Program bimbingan dan konseling
Sekolah/Madrasah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu
dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan
mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.,5)Program
bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak
langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk
kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas
(pelayanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam
pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak
langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan
(seperti e-mail, buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan
rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral).
2. Pemetaan Kebutuhan, Masalah, dan Konteks Layanan
Penyusunan program BK di sekolah haruslah dimulai dari kegiatan
asesmen (pengukuran, penilaian) atau kegiatan mengidentifikasi
aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program/layanan
(Depdiknas, 2007). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen konteks
lingkungan program yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan
dan tujuan sekolah, orangtua, masyarakat, dan stakeholder pendidikan
terlibat, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan
kualifikasi konselor, serta kebijakan pimpinan sekolah; (2) asesmen
kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik
peserta didik; seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),
kecerdasan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar, minat,
masalah-masalah yang dihadapi, kepribadian, tugas perkembangan
psikologis.
Melalui pemetaan ini diharapkan program dan layanan BK yang
dikembangkan oleh konselor benar-benar dibutuhkan oleh seluruh segmen
yang terlibat dan sesuai dengan konteks lingkungan program. Dengan kata
lain, program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana per semester
ataupun tahunan bukan sekedar tuntutan administratif, melainkan tuntutan
tanggung jawab yang sungguh harus dilaksanakan secara professional.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh konselor dalam
memetakan kebutuhan, masalah, dan konteks layanan: 1) Menyusun instrumen
dan unit analisis penilaian kebutuhan. Eksplorasi peta kebutuhan,
masalah, dan konteks membutuhkan instrument asesmen yang berfungsi
sebagai alat bantu. Dalam instrumen ini, konselor merumuskan aspek dan
indicator beserta item pernyataan/pertanyaan yang akan diukur dan jenis
metode yang akan digunakan untuk mengungkap aspek dimaksud. Metode yang
dapat digunakan, seperti observasi, wawancara, dokumentasi, dan
sebagainya., 2) Implementasi penilaian kebutuhan. Pada tahap ini,
konselor sesegera mungkin mengumpulkan data dengan menggunakan
instrument yang telah dibuat sebelumnya dengan tujuan memperoleh
gambaran kebutuhan dan konteks lingkungan yang akan dirumuskan ke dalam
program lebih lanjut., 3) Analisis hasil penilaian kebutuhan. Setelah
data terkumpul, konselor mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi
hasil penilaian yang diungkap dengan tujuan kebutuhan, masalah, dan
konteks program dapat teridentifikasi dengan tepat., 4) Pemetaan
kebutuhan/permasalahan. Setelah hasil analisis dan identifikasi masalah
terungkap, petugas BK dan konselor membuat peta kebutuhan/masalah yang
dilengkapi dengan analisis faktor-faktor penyebab yang memunculkan
kebutuhan/permasalahan
Sumber: Fathur Rahman (2009) Penyusunan Program BK di Sekolah (Bahan PLPG) Yogyakarta: Univeristas Negeri Yogyakarta (UNY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar